UJI KEBOCORAN RADIASI PESAWAT SINAR-X

 

YOGYAKARTA
2014



Pesawat sinar-x terdiri dari sistem dan subsistem sinar-x atau komponen. Sistem sinar-x adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen sistem sinar-x. Pesawat sinar-x diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-x, kolimator, dan tiang penyanggah tabung.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya, maka pesawat sinar-x dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
1.    Pesawat Sinar-x Dapat Dijinjing/Portabel (Portable)
2.    Pesawat Sinar-x Mudah Dipindahkan (Mobile)
3.    Pesawat Sinar-x Terpasang Tetap (Stationery)

Adapun spesifikasi dan parameter dari pesawat sinar-x diagnostik untuk radiografi maupun fluoroskopi harus dipasang secara lengkap meliputi, yakni :
1.    Spesifikasi Radiografi
1)        Wadah Tabung
-          Setiap wadah tabung pesawat sinar-x diagnostik harus dibuat sedemikian rupa sehingga kebocoran radiasi yang keluar dari berbagai arah tabung, dengan luas tidak lebih besar 100 cm, paparan di udara 1 mGy dalam 1 jam pada jarak 1 m dari sumber radiasi sinar-x pada saat dioperasikan tiap tingkat yang dispesifikasi oleh pabrik.
-          Harus nampak dengan jelas setiap tanda wadah tabung untuk menunjukkan letak fokus.
2)        Diafragma
-          Wadah tabung pesawat sinar-x stationery harus dilengkapi dengan kolimator yang ada lampunya.
-          Sedangkan untuk pesawat sinar-x mobile, lampu kolimatornya lebih baik yang berbentuk konus jika mungkin.
-          Diafragma yang membatasi luas lapangan atau konus harus dilengkapi dengan persyaratan tingkat kebocoran radiasi yang menjelaskan wadah tabung.
-          Setiap diafragma harus diberi tanda yang tidak mudah hapus dengan luas lapangan yang menunjukkan jarak fokus ke film.
3)        Filter 
-          Tabung pesawat sinar-x dengan kemampuan rata-rata di atas 100 kV harus mengggunakan total filter setara 2,5 mm Al dengan 1,5 mm Al filter permanen atau bawaan.
-          Wadah tabung harus mempunyai total filter yang ekivalen dengan 2, 0 mm Al (dengan 1,5 mm filter permanen) untuk pesawat sinar-x yang pengoperasiannya di atas 100 kV kecuali untuk pesawat mammografi atau dental.
-          Mammografi harus mempunyai filter permanen ekivalen 0,5 mm Al atau 0,03 molybdenum (Mo) dalam berkas guna.
-          Total filter permanen dalam radiografi Dental konvensional dengan tegangan tabung sekitar 70 kV harus ekivalen 1,5 mm Al.
-          Sedangkan untuk pesawat gigi extra-oral (Panoramic dan Chepalometri) tegangan tabung lebih besar 70 kV (sekitar 90 kV), total filter harus ekivalen 2,5 mm Al.
-          Filter bawaan harus diberi tanda di tabungnya. Filter tambahan juga harus diberi tanda  yang jelas, misalnya pada diafragma.
4)        Konus Khusus
-          Konus dental radiografi atau mammografi harus dibuat sedemikian sehingga jarak fokus dengan kulit paling tidak 20 cm untuk pesawat yang beroperasi di atas 60 kV dan sekurang-kurangnya 10 cm untuk pesawat hingga 60 kV.
-          Konus dental radiografi harus membatasi luas lapangan pada jarak kurang dari 7,5 cm pada bagian ujung konus.
-          Untuk Tomografi Panoramic, ukuran berkas pada holder kaset tidak boleh melebihi ukuran 10 mm x 150 mm.
-          Luas berkas total tersebut hendaknya tidak melebihi dari luas celah penerimaan pemegang (holder) kaset, artinya kelebihan luas tidak boleh lebih dari 20 %.
-          Sedangkan untuk Chepalometri harus dilengkapi dengan diafragma atau kolimasi.
-          Tempat kedudukan fokus dalam arah sumbu berkas sinar-x harus mudah terlihat.

2.    Spesifikasi Fluoroskopi
1)        Tabung dan Filter Fluoroskopi
-          Wadah tabung harus sesuai dengan tingkat kebocoran radiasi yang telah dijelaskan padapesawat radiografi.
-          Berkas guna harus menggunakan total filter tidak kurang dari 2,0 mm Al untuk fluorokopi umum dan tidak kurang dari 2,5 mm Al untuk pemeriksaan kardiovaskuler.
2)        Kaca Timah Hitam Penahan Radiasi
-          Kaca timah hitam yang ada pada screen fluoroskopi harus setara dengan 2,0 mm Pb untuk operasi hingga 100 kV.
-          Untuk peralatan hingga ribuan volt maka timah hitam ekivalensinya 0,01 mm per kV.
3)        Penutup Karet Timah Hitam
-          Meja & penyangga pesawat sinar-x harus disediakan dengan perlengkapan proteksi radiasi Dokter Spesialis Radiologi (DSR) dan petugas lainnya.
-          Tabir timah hitam ini tebalnya tidak kurang dari 0,5 mm.
-          Bucky slot harus disediakan dengan timah hitam setebal 0,5 mm pada bagian samping DSR.


Prinsip Kerja Pesawat Sinar-x

Sinar-x bisa dihasilkan oleh seperangkat alat yang desebut pesawat sinar-x. Pesawat sinar-x banyak digunakan di bidang kesehatan untuk keperluan diagnostik dan terapi dan di bidang industri, antara lain untuk radiografi. Sinar-x ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895. Saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg.

Proses pembuatan gambar anatomi tubuh manusia dengan sinar-x dapat dilakukan pada permukaan film fotografi. Gambar terbentuk karena adanya perbedaan intensitas sinar- X yang mengenai permukaan film setelah terjadinya penyerapan sebagian sinar-x oleh bagain tubuh manusia. 
Daya serap tubuh terhadap sinar-x sangat bergantung pada kandungan unsur-unsur yang ada di dalam organ. Tulang manusia yang didominasi oleh unsur Ca mempunyai kemampuan menyerap yang tinggi terhadap sinar-x. Karena penyerapan itu maka sinar-x yang melewati tulang akan memberikan bayangan gambar pada film yang berbeda dibandingkan bayangan gambar dari organ tubuh yang hanya berisi udara    seperti paru-paru ato air seperti jaringan lunak pada umumnya.
Pada aplikasinya, penciptaan sinar-x tak lagi mengandalkan mekanisme tabung crookes, melakinkan dengan menggunakan pesawat sinar-x modern. Pesawat sinar-x modern pada dasarnya membangkitkan sinar-x dengan mem’bombardir’ target logam dengan elektron berkecepatan tinggi. Elektron yang berkecepatan tinggi tentunya memiliki energi yang tinggi, dan karenanya mampu menembus elektron-elektron orbital luar pada materi target hingga menumbuk elektron orbital pada kulit k (terdekat dengan inti).
Elektron yang tertumbuk akan terpental dari orbitnya, meninggalkan hole pada tempatnya semula. Hole yang ditinggalkannya itu akan diisi oleh elektron dari kulit luar dan proses itu melibatkan pelepasan foton (cahaya elektromagnetik) dari elektron pengisi tersebut. Foton yang keluar itulah yang kemudian disebut sinar-x, dan keseluruhan proses terbentuknya sinar-x melalui mekanisme tersebut disebut mekanisme sinar-x karakteristik.
Adapun mekanisme lain yang mungkin terjadi adalah emisi foton yang dialami oleh elektron cepat yang dibelokkan oleh inti atom target atas konsekuensi dari interaksi coulomb antara inti atom target dengan elektron cepat. Proses pembelokkan ini melibatkan perlambatan dan karenanya memerlukan emisi energi berupa foton. Mekanisme ini disebut bremsstrahlung (bahasa jerman dari ‘radiasi pengereman’).


Selanjutnya, pesawat sinar-x modern memanfaatkan kedua kemungkinan di atas untuk memungkinkan produksi sinar-x. Seperti terlihat pada gambar ilustrasi, beda potensial antara anoda dan katoda dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai angka yang cukup untuk membuat elektron melompat dengan kecepatan tinggi setelah katoda diberi energy (biasanya 1000 volt). Setelah elektron pada katoda melompat dan menghantam filamen pada anoda, terjadilah sinar-x yang terjadi dengan mekanisme sinar-x karakteristik ataupun bremsstrahlung.
Karena filamen pada anoda dimiringkan ke bawah, foton sinar-x akan menuju ke bawah, keluar dari pesawat sinar-x lalu melewati jaringan yang dipotret. Bayangan/citrapun terbentuk pada film yang diletakkan di bawahnya.



Uji Kebocoran Pesawat Sinar-X di Laboratorium PKR STTN - BATAN
Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-x adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum. Kriteria kebocoran rumah tabung berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu untuk kelompok medis dan kelompok non-medis. Radiografi industri termasuk non-medis. Berdasarkan kriteria ini, radiasi bocor rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal spot tidak lebih dari 1 R/jam bila tabung        dioperasikan pada tiap mA dan tegangan kerja yang telah dispesifikasikan atau kondisi maskimum.


Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari rumah tabung berdasarkan pangukuran laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada saat pengukuran, jendela tabung ditutup dengan bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah tabung. Diambil harga rata-rata pada daerah seluas 100 cm2. Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan surveimeter, sebaiknya yang bisa mengukur paparan radiasi secara kumulatif dan selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi tegangan kerja dan arus maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh karena itu, lama pengoperasian pesawat sinar-x harus diperhatikan berdasarkan kemampuan sistem pendinginnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x.
Sebelum melakukan praktikum uji kebocoran sinar-x, terlebih dahulu praktikan melengkapi perlindungan pribadi dengan APD atau alat pelindung diri. Dengan menggunakan film badge, dosimeter saku, dan surveymeter yang sudah dicek dan dipersiapkan sesuai prosedur kerja, maka praktikum uji kebocoran baru bisa dilakukan. Sebelum praktik dilakukan, terlebih dahulu dilakukan proses pemanasan (aging) terhadap pesawat sinar-x dengan mengikuti kriteria yang disarankan asisten. Dimulai dengan tegangan awal 110 kV dengan waktu operasi 1 menit setelah lampu indikasi padam maka tegangan dinaikkan sampai lampu menyala lagi yaitu pada tegangan 150 kV. Lalu proses pemanasan (aging) dilakukan lagi sampai lampu mati dengan waktu operasi 1 menit.
Range terbentuknya sinar-x adalah antara 200 kV sampai 250 kV. Dalam pengaturannya setelah tegangan dinaikkan jangan langsung menggunakan pesawat sinar-x, karena harus menunggu waktu agar tegangan tersebut dapat naik secara perlahan dan mencapai tegangan kerja yang diinginkan supaya dapat digunakan secara maksimal. Pada pesawat sinar-x sendiri sudah terdapat indikator apabila tegangan yang diinginkan sudah cukup untuk dapat menggunakan pesawat sinar-x.
Dalam penentuan kebocoran, batas yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1 R/jam, mengikuti batas yang ditetapkan untuk kelompok non medik. Batas ini digunakan untuk pengukuran pada tegangan dan arus maksimum alat pada jarak 1 m dari focal spot. Pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada satu titik saja, namun keseluruhan arah dari titik focal spot. Hal ini dimaksudkan agar mengetahui tingkat keamanan ataupun tingkat kebocoran, serta titik pasti kebocoran pesawat sinar-x.
Pengontrolan dalam penembakan pesawat sinar-x pada praktikum ini yakni setiap 4 menit diistirahatkan untuk menjaga agar pesawat sinar-x tetap awet. Pengukuran tingkat radiasi juga dilakukan di empat tempat berbeda dan juga variasi bukan jendela pada pesawat sinar-x. Setiap kali dilakukan pengukuran radiasi maka paparan yang diterima dilakukan pengukuran dan dicatat.
Pada praktikum  kali  ini,  dilakukan  pengukuran  pada  tiga  titik  dari  focal  spot  yakni dibelakang peasawat sinar-x dengan jarak 1 meter, ke arah kiri dari posisi belakang sebelumnya 450, dan ke kiri lagi posisi lurus dengan pesawat sinar-x. Dan tidak diabaikan pengukuran tingkat radiasi di luar ruangan dengan empat titik pengukuran pula yakni A (di belakang ruangan), B (daerah pintu ruangan), C (dinding sebelah pintu) dan D (di depan ruangan). Hal inijuga dimasudkan untuk mengetahui daya tahan ruangan dalam menghalangi paparan radiasi sinar-x ke lingkungan luar. Berikut ini adalah skema atau gambar titik-titik yang dilakukan pengukuran, yakni :

Pada saat pewasat sinar-x dioperasikan dilakukan pengukuran pada tempat-tempat tertentu. Untuk tempat A yaitu berada di sebelah selatan bangunan , tempat B berada di depan pintu ruang praktikum, untuk tempat C berada di sebelah utara kontrol x-ray, dan untuk tempat D berada di sebelah utara ruang praktikum. Setelah dilakukan pengukuran didapat hasil, yakni:


Dimana, faktor kalibrasi alat surveymeter :
-          Depan Pntu     : 1,09
-          Daerah B         :  - x100 = 0,962
   - x10   = 1,05
-          Daerah C         : 0,970
-          Daerah A         : di gunakan adalah skala x1 (tidak ada faktor kalibrasi)

No
Laju Dosis Sebelum di kalibrasi (µSv/h)
Laju Dosis Setelah di kalibrasi (µSv/h)
Dekat pintu
B
C
A
Dekat pintu
B
C
A
1
1,03
0,02
0,253
0,2
1,122
0,0210
0,245
0,2
2
0,589
0,01
0,355
0,2
0,642
0,105
0,344
0,2
3
0,850
0,03
0,610
0,2
0,926
0,0315
0,591
0,2
4
0,875
0,7
0,386
0,2
0,953
0,673
0,374
0,2
5
0,720
0,04
0,401
0,4
0,784
0,042
0,388
0,4
6
0,530
0,025
0,535
0,4
0,577
0,0262
0,518
0,4
8
0,960
0,02
0,330
0,3
1,05
0,0210
0,320
0,3

   Dari hasil pengamatan didapatkan kesimpulan bahwa daerah dekat pintu memiliki nilai paparan yang paling tinggi karena berada segaris dengan arah saat sinar-x tersebut beroperasi. Sedangkan di tempat lainnya memiliki dosis paparan yang relative rendah dikarenakan tidak berada segaris dengan arah pesawat tersebut beroperasi memancarkan sinar-x. nilai paparan berbeda-beda di setiap tempat karena radiasi bersifat random / acak selain itu di tempat-tempat tertentu tidak diberikan shielding atau penahan sehingga dosis paparannya tinggi.
Kemudian, dosimeter saku pada jarak 1 meter di empat titik sekeliling focal spot pesawat sinar-x. Dengan 4 buah dosimeter tera, sehingga dosimeter dipindah-pindah ke tempat sudut-sudut tertentu. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut :

Sudut
Dosis rate ( laju dosis) (µSv/h)
Titik 1
Titik 2
Titik3
Titik 4
0O Awal
0
0
0
0,005
90 Awal
0,007
0,001
0,001
0,011
180 Awal
0,05
0,007
0,001
0,015
270 Awal
0,009
0,012
0,002
0,017
Titik di rubah menyilang dengan sudut sama :
Sudut
Dosis Rate (Laju Dosis) (µSv/h)
Titik 1
Titik 2
Titik3
Titik 4
270
0,019
0,013
0,014
0,003
180
0,022
0,018
0,017
0,006
90
0,024
0,021
0,018
0,007
0
0,027
0,024
0,021
0,011

Dari data tersebut diatas diketahui bahwa pesawat sinar-x tidak mengalami kebocoran, di katakan bocor jika paparan melebihi 1 R/Jam dalam jarak 1 m, dan juga karena untuk aman yakni 1 R/jam sedangkan dari hasil perhitungan didapatkan 1/1000000 atau 1×10-6 nya.


    Choose :
  • OR
  • To comment