Contoh Proses KRISTALISASI NaCl

 

             

I. Tujuan
1.      Mengetahui titik jenuh larutan NaCl.
2.      Mengetahui proses kristalisasi dan laju kristalisasi NaCl.
   II.            Dasar Teori

Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat daripengendapanlarutan, melt(campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat - cair, di mana terjadiperpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.

Pada industri, kristalisasi digunakan untuk memurnikan suatu bahan dengan prinsip perbedaan daya larutnya, zat yang terlarut adalah yang akan dikristalkan sedangkan pengotornya tidak larut. Selain itu juga untuk menghemat transfer zat padat karena pemindahan secara mekanik membutuhkan biaya dan energi yang lebih besar dibandingkan pemindahan cairan. Setelah larutan terpindahkan, barulah dikristalisasi menjadi bentuk padatan lagi.
Tahapan proses kristalisasi :
·         Proses nukleasi (nucleation) : molekul solute mulai bergabung membentuk butir-butir cluster berukuran nanometer yang stabil. Namunukuranbutiranterlalukeciluntukmembentukkristal.
·         Pertumbuhankristal : Cluster yang telahstabilbergabungdengan cluster lain sampaiterbentuk koloid.

Proses kristalisasi dapat terjadi jika konsentrasi solute dalam larutan melebihi konsentrasi jenuhnya (supersaturation), atau disebut kelewatjenuhan.
Tahapan proses kristalisasi :
1.      Umpan masuk, larutan belum jenuh (undersaturated).
2.      Larutan mendingin dan mulai jenuh.
3.      Larutan memasuki zona “metastabil”, dan nukleasi dimulai.
4.      Nukleasi yang terjadi secara tiba-tiba.
5.      Konsentrasi menurun diiringi pertumbuhan kristal.
6.      Pertumbuhan kristal selama siklus pendinginan utama.
7.      Larutan mengalami kelewatjenuhan.
Pada industri, metode untuk kristalisasi dibagi dua :
·         Coolingcrystallization
·         Evaporativecrystallization
Kristal tumbuh tahap demi tahap di permukaan larutan, terjadi difusi dari badan utama cairan ke permukaan kristal. Kecepatan pertumbuhan kristal linier dirumuskan :
....(1)
Dimana :
G : kecepatan pertumbuhan kristal selama interval waktu.
l : pertambahan ukuran kristal.
t : interval waktu
Karena pada pengamatan, sulit untuk menentukan perubahan panjang  kristal secara langsung, maka digunakan persamaan :
...(2)
β, α = faktor bentuk kristal
             β untuk kristal bola = π / 6 ; kristal kubus = 1
             α untuk kristal bola = π ; kristal kubus = 6
ρ = densitas kristal
∆y = supersaturation (kelewatjenuhan)
g = konstanta
KG = Koefisien transfer massa keseluruhan
Dimana KG dapat ditentukan dari persamaan berikut :
...(3)
Dibuat seri larutan, dan kemudian dipanaskan dengan lama pemanasan yang berbeda, akan didapat kecepatan pertumbuhan kristal (RG) dari masing-masing pemanasan, kemudian dibuat grafik antara log (Δy) vs log (RG), maka intersep dari kurva garis lurus yang terjadi merupakan log (K­G), dan slopenya merupakan konstanta g.
      I.            Alat dan Bahan
1.      alat
1.      Gelas beker.
2.      Batang pengaduk.
3.      Termometer.
4.      Spatula.
5.      Kaca arloji.
6.      Kertas saring.
7.      Neraca.
8.      Gelas ukur.
9.      Stopwatch.
10.  Pemanas.
11.  Tabel acuan.
12.  Cawan porselen.
2.      Bahan
1.      Garam dapur.
2.      Aquadest.
   II.            Cara Kerja
1.      Penentuan titik jenuh NaCl
1.      Gelas beker 250 mL disiapkan dan diberi aquadest sebanyak 100 mL.
2.      Garam dapur ditambahkan sedikit demi sedikit, mulai dari 10 g, 5 g, dst, hingga terdapat padatan NaCl yang tidak terlalu lagi (titik lewat jenuh).
3.      Suhu dicatat.
4.      Kelarutan NaCl teori (dari tabel) dicatat.
2.      Penentuan kecepatan pertumbuhan kristal
1.      Larutan NaCl yang telah lewat jenuh, dibagi menjadi 4 larutan masing-masing 20 mL seri larutan kemudian dipanaskan.
2.      Kertas saring ditimbang.
3.      Saat mulai terbentuk kristal, waktu dicatat (t1).
4.      Waktu pemanasan ditambah 2 menit pada larutan yang selanjutnya, dst.
5.      Larutan yang telah terbentuk kristal disaring.
6.      Filtrat ditampung dan diukur volumenya.
7.      Kertas saring dipanaskan hingga kering, kemudian ditimbang sehingga didapat massa kristal yang terbentuk.
III.            Data Pengamatan
1.      Penentuan titik jenuh NaCl
·         Vaq = 150 mL.
·         Taq = 28°C.
·         Massa NaCl ditambahkan : 57,0389 gram (total).
·         Kelarutan NaCl teoritis menurut tabel : 37,35 %.
2.      Penentuan kecepatan pertumbuhan kristal
·         V larutan = 30 mL.

IV.            Pengolahan Data
1.      Penentuan titik jenuh.
Massa NaCl ditambahkan = 57,0389 gram.
ρ air pada 28°C = 0,9962305 g/mL
massa air 150 mL = 0,9962305 g/mL x 150 mL = 149,43 g
Mol air = 149,43 g / 18 gmol-1 = 8,301 mol
Mol NaCl = 57,0389 g / 58,5 gmol-1 = 0,9750 mol
Fraksi mol NaCl tepat jenuh :
Konsentrasi molaritas tepat jenuh :
2.      Penentuan titik lewat jenuh.
Volume filtrat : 24 mL
ρ NaCl : 0,3802 g/mL
Jumlah NaCl dalam filtrat = (24 mL) (0,3735 g/mL) = 8,9640 g
NaCl tersaring = (2,0707-0,9265) g = 1,1442 g
NaCl total = 1,1442 g + 8,9640 g = 10,1082 g
Konsentrasi lewat jenuh :
C = (8,9640 g / 58,5 gmol-1) / 24 mL = 6,38 mol/L
ΔC = (6,386,50) mol/L= -0,12 mol/L
Fraksi mol lewat jenuh :
Mol NaCl = 8,9640 g / 58,5 gmol-1 = 0,1532 mol
Mol air = (24 mL)(0,9962305 g/mL) / 18 gmol-1 = 1,3283 mol
Sehingga, supersaturation:
Δy = 0,103 – 0,105 = -0,002

Density molar :

3.      Penentuan derajat kelewatjenuhan larutan (degree of supersaturation) :
Massa larutan lewat jenuh = (57,0389 + 149,43) g = 206,4689 g
Konsentrasi larutan lewat jenuh (a) = (206,4689 g / (58,5 + 18) gmol-1)/150 mL
=17,99  mol/L
Massa tepat jenuh = (56,0359 + 149,43) g = 205,4659 g
Konsentrasi larutan tepat jenuh (b) = (205,4659 g / (58,5 + 18) gmol-1)/150 mL
                                                            = 17,90 mol / L
Derajat kelewatjenuhan (α)     = (a-b) / a
                                                = (17,99 mol / L – 17,90 mol / L) / 17,99 mol / L
                                                = 0,005
4.      Penentuan kecepatan pertumbuhan kristal
Pada t = 2400 s :


Sehingga dengan cara yang sama :
                                                                                                                      Tabel 1.            Hasil perhitungan
No
Parameter
Waktu
3600 s
4800 s
6000 s
7200 s
1
Massa (gr)
1.4686
2.7832
4.9589
5.0932
2
vol viltrat (mL)
22.5
21.5
16.5
15
3
mol Nacl (mol)
0.146231
0.139732
0.107236
0.097487
4
y
0.105087
0.10506
0.10505
0.10501
5
ys
0.105
0.105
0.105
0.105
6
Δy
8.72E-05
6E-05
5E-05
1E-05
7
C (mol/L)
6.499145
6.499145
6.499145
6.499145
8
Cs (mol/L)
6.5
6.5
6.5
6.5
9
ΔC (mol/L)
0.00085
0.00085
0.00085
0.00085
10
ρ molar
0.573
0.833
1
5
11
α
0,005
0,005
0,005
0,005
12
Rg
0.000408
0.00058
0.000826
0.000707
13
log (Δy)
-4.05968
-4.22185
-4.30103
-5
14
log (ΔRg)
-3.3894
-3.2367
-3.08277
-3.15034


Dari gambar 4 tersebut didapatkan persamaan y = 0,056x-2,947
Intersep = log KG = -2,947
KG = 10-2,947 = 1,129.10-3
Sehingga laju pertumbuhan kristal dapat dicari dengan persamaan (2) :
Sehingga dengan cara yang sama :
                                                                              Tabel 1.            Kecepatan linier pertumbuhan kristal
Waktu pemanasan (s)
3600 s
4800 s
6000 s
7200 s
Kecepatan pertumbuhan (cm/s)
0,07782
0,05242
0,0432
0,0079


      I.            PEMBAHASAN
Pemisahan dengan teknik kristalisasi di dasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogeny atau larutan, sehingga terbentuk Kristal dari zat larutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat – cair yang sangat penting dalam industry, karena dapat menghasilkan proses hingga 100%.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (Supersaturation). Kondisi tersebut terjadi karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehinggadapat memaksa agar Kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya. Hal tersebut di terapkan di dalam praktikum ini. Pertama, membuat larutan yang lewat jenuh dengan penambahan garam secara berskala dan tercatat, jika larutan lewat jenuh telah di buat, maka bisa di jadikan acuan untuk pembuatan larutan tepat jenuh. Dimana  kondisi larutan lewat jenuh adalah 57,0389 gr/150 mL dan larutan tepat jenuhnya adalah 56,0359/150 mL pada suhu 28OC. karena proses kristalisasi merupakan proses perpindahan massa (massa transfer), dimana sebagai driving force dalam mass transfer adalah beda kosentrasi, sehingga dengan semakin besar molar saturation, akan semakin cepat proses kristalisasinya, semakin banyak pula  berat Kristal yang terbentuk.
Namun, pada perhitungan molar saturationnya di peroleh sama, tetapi fraksi mol yang di peroleh berbeda. Dan seperti yang di jelaskan bahwa jika semakin besar laju rtumbuhan Kristal maka semakin banyak berat Kristal yang terbentuk

   II.            KESIMPULAN
1.      Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapanlarutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat - cair, dimana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
2.       
No
Parameter
Waktu
2400 s
3600 s
4800 s
6000 s
7200 s
1
Massa (gr)
1,1442
1.4686
2.7832
4.9589
5.0932
2
vol viltrat (mL)
24
22.5
21.5
16.5
15
3
mol Nacl (mol)
0,1532
0.146231
0.139732
0.107236
0.097487
4
y
0,103
0.105087
0.10506
0.10505
0.10501
5
ys
0,105
0.105
0.105
0.105
0.105
6
Δy
0,002
8.72E-05
6E-05
5E-05
1E-05
7
C (mol/L)
6,38
6.499145
6.499145
6.499145
6.499145
8
Cs (mol/L)
6,5
6.5
6.5
6.5
6.5
9
ΔC (mol/L)
0,12
0.00085
0.00085
0.00085
0.00085
10
ρ molar
3,51
0.573
0.833
1
5
11
α
0,005
0,005
0,005
0,005
0,005
12
Rg
0,000931
0.000408
0.00058
0.000826
0.000707
13
log (Δy)
-2.69897
-4.05968
-4.22185
-4.30103
-5
14
log (ΔRg)
-3.03105
-3.3894
-3.2367
-3.08277
-3.15034

3.      Untuk kecepatan linear pertumbuhan Kristal yang di peroleh
Waktu pemanasan (s)
2400 s
3600 s
4800 s
6000 s
7200 s
Kecepatan pertumbuhan (cm/s)

0,01514
0,07782
0,05242
0,0432
0,0079

III.            DAFTAR PUSTAKA



Yogyakarta, 15 Mei 2014
Asisten                                                                                                                        Praktikan


Deni Swantomo                                                                                              Salman Yasir F.P

    Choose :
  • OR
  • To comment